BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Banyak dari umat Islam hanya mengenal agama Islam dengan hanya yakin dan
percaya bahwa Allah SWT adalah Tuhannya. Mereka tidak mengenal secara luas
tentang Tauhid dan bagaimana cara mengesakan Allah SWT, sehingga mereka hanya
yakin dan percaya dengan Islam tanpa adanya Ibadah dan pelaksanaan dalam
kehidupan sehari-hari. Renungkanlah QS. Al Ikhlash ayat 1 s.d. 4 :
Artinya :
1. Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS. Al Ikhlash : 1-4)
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS. Al Ikhlash : 1-4)
Firman Allah dalam QS. Adz Dzaariyaat ayat 56 :
Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk
beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzaariyaat : 56)
Bila kita cermati ayat-ayat Al-Quran di atas, sangatlah jelas bahwa Allah
adalah satu dan kita wajib beribadah kepada Allah SWT serta janganlah
menyutukanNya dengan apapun.
2. Perumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis akan membahas masalah Tauhid dalam Islam yaitu
sebagai berikut :1. Pengertian Tauhid
2. Pembagian Tauhid
3. Hakekat dan Inti Tauhid
4. Buah Hakekat Iman
5. Keutamaan Tauhid
6. Balasan Ahli Tauhid
7. Keagungan Kalimat Tauhid
8. Kesempurnaan Tauhid
2. Pembagian Tauhid
3. Hakekat dan Inti Tauhid
4. Buah Hakekat Iman
5. Keutamaan Tauhid
6. Balasan Ahli Tauhid
7. Keagungan Kalimat Tauhid
8. Kesempurnaan Tauhid
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Tauhid Rububiyah
Tauhid, yaitu seorang hamba meyakini bahwa Allah SWT adalah Esa, tidak ada
sekutu bagi-Nya dalam rububiyah (ketuhanan), uluhiyah (ibadah), Asma` dan
Sifat-Nya. Urgensi Tauhid: Seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT
semata, Rabb (Tuhan) segala sesuatu dan rajanya. Sesungguhnya hanya Dia yang
Maha Pencipta, Maha Pengatur alam semesta. Hanya Dia lah yang berhak disembah,
tiada sekutu bagiNya. Dan setiap yang disembah selain-Nya adalah batil. Tauhid
Rububiyah Adalah beriman dengan adanya Allah subhanahu wa ta'ala, dan menyakini ke-Esaanya dalam perbuatan-perbuatan-Nya.
Ø
TAUHID RUBUBIYAH DAN TUNTUTANNYA
Tauhid Rububiyah yaitu mengesakan Allah Ta’ala dalam penciptaan, kekuasaan,
dan pengaturan dan Maha kuasa atas segala sesuatu. Hal ini wajib diimani oleh
setiap muslim.
Allah ta’ala berfirman:
“Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.”(QS.
Al-Fatihah : 2).
Allah ta’ala juga berfirman:
“Mahasuci Allah Yang di Tangan-Nya segala
kekuasaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Mulk : 1).
Semua orang, bahkan orang yang non muslim jika ditanya mengenai siapa
Tuhannya tentu akan menjawab, “Allah.” Tetapi pengimanan bahwasanya yang
menciptakan sesuatu, mengatur dan Maha Kuasa Atas segala sesuatu mempunyai
konsekwensi atau mengharuskan adanya pembuktian dengan pemurnian peribadatan
atau segala bentuk penyembahan hanya kepada Allah Ta’ala saja.
Hal ini berarti siapa yang mengakui tauhid rububiyah untuk Allah, dengan
mengimani tidak ada pencipta, pemberi rizki dan pengatur alam kecuali Allah,
maka ia harus mengakui bahwa tidak ada yang berhak menerima ibadah dengan
segala macamnya kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala ( tauhid uluhiyah, lihat
buletin edisi 20 “ Inti Dakwah Para Rasul )
Sesungguhnya Dia SWT bersifat dengan segala sifat kesempurnaan, Maha Suci
dari segala aib dan kekurangan. Dia SWT mempunyai nama-nama yang indah dan
sifat-sifat yang tinggi.
B.
Pembagian Tauhid
Tauhid yang didakwahkan oleh para rasul dan diturunkan kitab-kitab
karenanya ada dua :
1. Tauhid dalam pengenalan dan penetapan, dan dinamakan dengan
Tauhid Rububiyah dan Tauhid Asma dan Sifat. Yaitu menetapkan hakekat zat Rabb
SWT dan mentauhidkan (mengesakan) Allah SWT dengan asma (nama), sifat, dan
perbuatan-Nya. Pengertiannya : seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah
SWT sematalah Rabb yang Menciptakan, Memiliki, Membolak-balikan, Mengatur alam
ini, yang sempurna pada zat, Asma dan Sifat-sifat, serta perbuatan-Nya, Yang
Maha Mengetahui segala sesuatu, Yang Meliputi segala sesuatu, di Tangan-Nya
kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia SWT mempunyai asma’
(nama-nama) yang indah dan sifat yang tinggi. Dalam QS. QS. Asy-Sura ayat 11 :
Artinya : (Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari
jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak
pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu.
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar
dan Melihat. (QS. Asy-Sura : 11)
2. Tauhid dalam tujuan dan permohonan, dinamakan tauhid
uluhiyah dan ibadah, yaitu mengesakan Allah SWT dengan semua jenis ibadah,
seperti: doa, shalat, takut, mengharap, dll. Pengertiannya : Seorang hamba
meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT saja yang memiliki hak uluhiyah terhadap
semua makhlukNya. Hanya Dia SWT yang berhak untuk disembah, bukan yang lain.
Karena itu tidak diperbolehkan untuk memberikan salah satu dari jenis ibadah
seperti: berdoa, shalat, meminta tolong, tawakkal, takut, mengharap,
menyembelih, bernazar dan semisalnya melainkan hanya untuk Allah SWT
semata. Siapa yang memalingkan sebagian dari ibadah ini kepada selain Allah SWT
maka dia adalah seorang musyrik lagi kafir. Firman Allah SWT :
Artinya : Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah,
padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya
di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung. (QS.
Al-Mukminun : 117)
Tauhid Uluhiyah atau Tauhid Ibadah; kebanyakan manusia mengingkari tauhid
ini. Oleh sebab itulah Allah SWT mengutus para rasul kepada umat manusia, dan
menurunkan kitab-kitab kepada mereka, agar mereka beribadah kepada Allah SWT
saja dan meninggalkan ibadah kepada selain-Nya.
1. Firman Allah SWT:
Artinya : Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan
Kami wahyukan kepadanya : “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku,
maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.” (QS. Al-Anbiya` :25)
2. Firman Allah SWT :
Artinya : Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat
(untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di
antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di
antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu
dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan
(rasul-rasul). (QS. An-Nahl :36)
Thaghut adalah syaitan dan apa saja yang disembah kecuali selain dari Allah
SWT.
C.
Hakekat dan Inti Tauhid
Hakekat dan inti tauhid adalah agar manusia memandang bahwa semua perkara
berasal dari Allah SWT, dan pandangan ini membuatnya tidak menoleh kepada
selainNya SWT tanpa sebab atau perantara. Seseorang melihat yang baik dan
buruk, yang berguna dan yang berbahaya dan semisalnya, semuanya berasal
dariNya SWT. Seseorang menyembahNya dengan ibadah yang mengesakanNya dengan
ibadah itu dan tidak menyembah kepada yang lain.
D. Buah
Hakekat Iman
Seseorang hanya boleh tawakkal kepada Allah SWT semata, tidak memohon
kepada makhluk serta tidak memperdulikan celaan mereka. Ia ridha kepada Allah
SWT, mencintaiNya dan tunduk kepada hukumNya. Tauhid Rububiyah diakui manusia
dengan naluri fitrahnya dan pemikirannya terhadap alam semesta. Tetapi sekedar
mengakui saja tidaklah cukup untuk beriman kepada Allah SWT dan selamat dari
siksa. Sungguh iblis telah mengakuinya, juga orang-orang musyrik, namun tidak
ada gunanya bagi mereka. Karena mereka tidak mengakui tauhid ibadah kepada
Allah SWT semata.
Siapa yang mengakui Tauhid Rububiyah saja, niscaya dia bukanlah seorang
yang bertauhid dan bukan pula seorang muslim, serta tidak dihormati/diharamkan
darah dan hartanya sampai dia mengakui dan menjalankan Tauhid Uluhiyah.
Sehingga dia bersaksi bahwa tidak Ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain
Allah SWT semata, tidak ada sekutu bagiNya. Dan dia mengakui hanya Allah SWT
saja yang berhak disembah, bukan yang lainnya. dan konsekuensinya adalah hanya
beribadah kepada Allah SWT saja, tidak ada sekutu bagiNya.
Ø Tauhid Uluhiyah dan Rububiyah
memiliki ketergantungan satu sama lain :
1. Tauhid Rububiyah mengharuskan kepada Tauhid Uluhiyah. Siapa yang
mengakui bahwa Allah SWT Maha Esa, Dia lah Rabb, Pencipta, Yang Memiliki, dan
yang memberi rizki niscaya mengharuskan dia mengakui bahwa tidak ada yang
berhak disembah selain Allah SWT. Maka dia tidak boleh berdoa melainkan hanya
kepada Allah SWT, tidak meminta tolong kecuali kepadaNya, tidak bertawakkal
kecuali kepadaNya. Dia tidak memalingkan sesuatu dari jenis ibadah kecuali
hanya kepada Allah SWT semata, bukan kepada yang lainnya. Tauhid uluhiyah
mengharuskan bagi tauhid rububiyah agar setiap orang hanya menyembah Allah SWT
saja, tidak menyekutukan sesuatu dengannya. Dia harus meyakini bahwa Allah SWT
adalah Rabb-Nya, Penciptanya, dan pemiliknya.
1. Tauhid Rububiyah dan Uluhiyah terkadang disebutkan secara bersama-sama,
akan tetapi keduanya mempunyai pengertian berbeda. Makna Rabb adalah yang
memiliki dan yang mengatur dan sedangkan makna ilah adalah yang disembah dengan
sebenarnya, yang berhak untuk disembah, dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Seperti
firman Allah SWT :
Artinya :
1.
Katakanlah: “Aku berlidung kepada
Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
2.
Raja manusia
3.
Sembahan manusia
Dan terkadang keduanya disebutkan secara terpisah, maka keduanya mempunyai
pengertian yang sama, seperti firman Allah SWT :
Artinya : Katakanlah: “Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal
Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa
melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang
berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu
kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan.” (QS.
An-An’aam:164)
E.
Keutamaan Tauhid
1. Firman Allah SWT
Artinya : Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka
dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu
adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Al-An’aam: 82)
2. Dari ‘Ubadah bin ash-Shamit r.a, bahwasanya Nabi SAW
bersabda, “Siapa yang bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang berhak disembah)
selain Allah SWT. Tiada sekutu bagi-Nya. Dan sesungguhnya Muhammad SAW adalah
hamba dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Isa adalah hamba dan Rasul-Nya, serta
kalimah-Nya yang diberikan-Nya kepada Maryam dan Ruh dari-Nya. Dan (siapa yang
bersaksi dan meyakini bahwa) surga adalah benar, neraka adalah benar, niscaya
Allah SWT memasukkannya ke dalam surga berdasarkan amal yang telah ada”.
Muttafaqun ‘alaih.
3. Dari Anas bin Malik r.a, ia berkata, “Saya mendengar
Rasulullah SAW bersabda, ‘Allah SWT berfirman, ‘Wahai keturunan Adam, selama
kamu berdoa dan mengharap kepada-Ku, niscaya Kuampuni semua dosa kalian dan Aku
tidak perduli (sebanyak apapun dosanya). Wahai keturunan Adam, jika dosamu
telah sama ke atas langit, kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, niscaya
Kuampuni dan Aku tidak perduli (sebanyak apapun dosamu). Wahai keturunan Adam,
jika engkau datang kepadanya dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau
datang menemui-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan sesuatupun dengan-Ku,
niscaya Aku datang kepadamu dengan ampunan sepenuhnya (bumi).” HR. at-Tirmidzi.
F.
Balasan Ahli Tauhid
Artinya : Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan
berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir
sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam
surga-surga itu, mereka mengatakan : “Inilah yang pernah diberikan kepada kami
dahulu.” Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada
isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Baqarah : 25)
Dari Jabir r.a, ia berkata, “Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW
seraya berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah dua perkara yang bisa dipastikan?’
Beliau menjawab, ‘Siapa yang meninggal dunia dan keadaan tidak menyekutukan
sesuatupun dengan Allah SWT niscaya dia masuk dan siapa yang meninggal dunia
dalam keadaan menyekutukan sesuatu dengan Allah SWT, niscaya dia masuk neraka.”
HR. Muslim.
G.
Keagungan Kalimat Tauhid
Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-’Ash r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW
bersabda, “Sesungguhnya Nabi Nuh ‘alaihissalam tatkala menjelang kematiannya,
beliau berkata kepada anaknya, “Sesungguhnya aku menyampaikan wasiat kepadamu:
Aku perintahkan kepadamu dua perkara dan melarangmu dari dua perkara. Saya
perintahkan kepadamu dengan kalimat laa ilaaha illallah (Tiada Ilah (yang
berhak disembah) selain Allah). Sesungguhnya seandainya tujuh lapis langit dan
tujuh lapis bumi diletakkan dalam satu daun timbangan dan kalimah laa
ilaaha illallah (Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah) diletakkan
pada daun timbangan yang lain, niscaya kalimat laa ilaaha illallah lebih berat.
Dan jikalau tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi merupakan sebuah lingkaran
yang samar, niscaya dipecahkan oleh kalimah laa ilaaha illallah dan
subhanallahi wabihamdih (maha suci Allah dan dengan memujian-Nya), sesungguhnya
ia merupakan inti dari semua ibadah. Dengannya makhluk diberi rizqi. Dan aku
melarangmu dari perbuatan syirik dan takabur…” HR. Ahmad dan al-Bukhari dalam
al-Adab al-Mufrad.
H. Kesempurnaan
Tauhid
Tauhid tidak sempurna kecuali dengan beribadah hanya kepada Allah SWT
semata, tiada sekutu bagi-Nya dan menjauhi thaghut, seperti firman Allah SWT :
Artinya : Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat
(untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di
antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di
antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu
dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan
(rasul-rasul). (QS. An-Nahl :36)
Thaghut adalah setiap perkara yang hamba melewati batas dengannya berupa
sesembahan seperti berhala, atau yang diikuti seperti peramal dan para ulama
jahat, atau yang ditaati seperti para pemimpin atau pemuka masyarakat yang
ingkar kepada Allah SWT. Thaghut itu sangat banyak dan intinya ada lima:
1.
Iblis (semoga Allah SWT
melindungi kita darinya),
2.
Siapa yang disembah sedangkan dia
ridha,
3.
Siapa yang mengajak manusia untuk
menyembah dirinya,
4.
Siapa yang mengaku mengetahui
yang gaib,
5.
Siapa yang berhukum kepada selain
hukum Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan
hal-hal sebagai berikut:
1. Kita tahu apa itu pengertian tauhid
rububiyah / ilmu tauhid bagi umat manusia
2. Pembagian tauhid rububiyah di dalam kehidupan umat manusia
3. Keagungan tauhid dan kesempurnaan tauhid
4. Balasan bagi para ahli tauhid dimata Allah SWT
5. Mengetahui siapa yang harus di sembah dan di Esa-kan oleh umat manusia
2. Pembagian tauhid rububiyah di dalam kehidupan umat manusia
3. Keagungan tauhid dan kesempurnaan tauhid
4. Balasan bagi para ahli tauhid dimata Allah SWT
5. Mengetahui siapa yang harus di sembah dan di Esa-kan oleh umat manusia
B.
Saran
Setelah pembahasan makalah ini, diharapkan Mahasiswa pada khususnya dan
Umat Islam pada umumnya dapat memahami Tauhid, sehingga dapat mengenal Allah
SWT serta dapat mengamalkannya dengan ibadah dan pelaksanaan dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan mengenal Allah SWT sebagai Tuhan yang esa dan yang patut
disembah, kita akan terhindar dari perbuatan syirik. Mudah-mudahan kita
termasuk orang-orang yang dilindungi Allah SWT dari perbuatan syirik yang
mengantar kita ke neraka jahannam. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
1. Muhammad bin Abdullah At Tuwaijry, Tauhid, keutamaan
dan macam-macamnya, (www.islamhouse.com, 2007)
2. Muhammad bin Abdul Wahab, Kitab Tauhid, (http://www.scribd.com/doc/10055486/Kitab-Tauhid,
Yayasan Al-Sofwa, 2007)
3. Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety, Rahasia di
balik kalimat Tauhid dalam ayat-ayat Al Quran,
(http://www.4shared.com/file/41066124/ed75e1eb/RAHASIA_KALIMAT_TAUHID.html?s=1,
2008)
4. Syaikh Muhammad At-Tamimi, Dasar-dasar Memahami
Tauhid, (www.perpustakaan-islam.com, Islamic Digital Library, 2001)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar