Jumat, 13 April 2012

Sambil Dorong Bus, Ratusan Remaja Masjid di Yogyakarta Tolak BBM Naik



Yogyakarta Ratusan anggota Badan Koordinasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar aksi demo menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).


Mereka membawa drum minyak dan mendorong sebuah bus kota sebagai ungkapan protes kepada pemerintah yang akan menaikkan harga BBM mulai 1 April 2012.


Pantauan detikcom, Minggu (25/3/2012) aksi dimulai dari gedung DPRD DIY di Jalan Malioboro Yogyakarta. Massa BKPRMI DIY menggelar aksi seusai mengikuti acara pelantikan pengurus DPW BKPRMI DIY.


Dari halaman DPRD DIY, massa berjalan kaki menuju titik nol kilometer di simpang empat Kantor Pos Besar Yogyakarta di Jalan Senopati. Saat melewati kawasan Malioboro, aksi sempat mengakibatkan arus lalu lintas tersendat terutama di depan Malioboro Mall dan Pasar Beringharjo.


Tiga buah drum minyak kosong dan sebuah bus kota yang diisi peserta ditarik dan didorong massa aksi. Satu orang peserta mengenakan topeng bergambar wajah Presiden SBY berdiri di atas bus kota sambil menuding dan bertolak pinggang.


Tepat di tengah titik nol kilometer, massa kemudian menggelar orasi secara bergantian. Tiga buah drum itu kemudian dijadikan panggung orasi.


Ketua DPP BKPRMI, Ali Muchtar Ngabalin seusai melantik pengurus juga ikut bergabung dan berorasi di depan massa. Dalam orasinya dia menyatakan DPP BKPRMI telah menginstruksikan pada semua pengurus DPW untuk menolak kenaikan harga BBM. Kenaikan harga BBM menunjukkan jika Indonesia hanya menjadi alat asing atau jongos/pembantu di negeri sendiri.


"Kenaikan harga BBM bukan untuk menyejahterakan umat tapi malah menyengsarakan," katanya.


Muchtar mengungkapkan alasan harga minyak dunia yang naik sehingga APBN harus diselamatkan adalah bentuk kebohongan publik. Sebab Indonesia masih punya cadangan sebesar Rp 154 Triliun.


"Jadi kalau pemerintah beralasan BBM naik untuk menyelamatkan APBN itu tidak benar. Pemerintah hanya mau memenuhi kepentingan asing dengan produk Pertamax, sedangkan minyak produksi Pertamina akan hancur," katanya.


Sementara itu Ketua DPW BKPRMI DIY, Mulyono R Miharjo menegaskan pihaknya justru menuntut agar harga BBM tidak naik dan segera mengambil alih sumber-sumber alam seperti minyak dan gas dari perusahaan asing.


"Aset-aset asing harus diambil untuk kesejahteraan umat dan jangan jadikan rakyat sebagai korban," pungkas Mulyono.


(rmd/rmd)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar